Selasa, 12 Oktober 2010

Ny. Ida Ndoen, Mendorong Anak-anak Agar Berhasil




POS KUPANG/ALFRED DAMA
Anak-anak Ny. Ida Ndoen, Gerry dan Pretty


KESUKSESAN tidak datang dengan sendirinya. Kesuksesan harus dilalui dengan doa dan kerja keras. Hal inilah yang dilakukan Ny. Ida Ndoen dalam membina keluarga dan anak-anaknya.
Sebagai single parent (orangtua tunggal), Ida harus menjalani peran sebagai ibu sekaligus ayah bagi dua anaknya. Hal ini harus ia lakukan sejak ayah dari dua anaknya itu meninggal sejak 10 tahun lalu.

Sejak itu wanita berkulit kuning langsat ini terus memotivasi anak-anaknya untuk belajar dan terus berusaha agar bisa yang mejadi yang terbaik. Kini dua anaknya itu, Gerry Ndoen sudah duduk di bangku kuliah Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, dan adiknya, Pretty Ndoen baru saja lulus dari SMA Kristesn Mercusuar Kupang.

Yang membanggakan Ida adalah Pretty yang duduk di kelas akselerasi telah lulus Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Bahkan, Pretty bisa lulus seleksi peserta Pertukaran Pemuda Indonesia dan Kanada.
Ditemui di SMA Kristen Mercusuar Kupang, Senin (15/6/2009), Ny. Ida yang kini tinggal di Jalan Advokat Naikoten I Kupang ini mengisahkan perjalanan hidupnya dalam membimbing dan mendidik dua anaknya.

Hidup sebagai orangtua tunggal dari dua orang buah hatinya membuatnya harus terus berusaha memberi yang terbaik buat anaknya.

Hal yang terbaik untuk anaknya adalah menyekolahkan mereka di sekolah yang terbaik. "Berapapun biayanya, semahal apapun sekolahnya, itu bukan masalah, asalkan mereka bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik. Saya tidak pedulikan kebutuhan yang lain. Bagi saya kebutuhan pendidikan anak-anak saya harus utama," jelas Ny.Ida saat berbicang-bincang dengan Pos Kupang.

Tentang anak bungsunya, Pretty yang memiliki prestasi, menurut Ny. Ida, hal itu tidak terlepas dari keinginan kuat Pretty untuk menjadi lebih baik dari teman- temannya.

Untuk pendidikan dasar, Pretty bersekolah di SDK St. Yoseph 3 Kupang. Setelah tamat, Pretty masuk SMPN I Kupang. Namun sekolah ini tidak memberikan harapan yang diinginkan oleh Pretty.

"Waktu di SMP Negeri 1 Kupang, nilai anak saya ini agak turun dan tidak berkembang. Ia mengeluhkan sikap teman-temannya yang belajar tidak sungguh-sungguh. Kondisi ini membuatnya terbawa suasana dan nilainya juga cenderung turun, sampai akhirnya Pretty minta pindah dari sekolah itu," jelas Ny. Ida.

Demi sang anak, Ny. Ida mendukung keinginan Pretty meski anaknya minta bersekolah di Jakarta. Di Jakarta, Pretty dimasukan pada Dian Harapan Jakarta International School. Salah satu sekolah terbaik di Jakarta ini tentu tidak murah, namun bagi Ny. Ida, hal itu tidak masalah.

"Biaya sekolah yang mahal tidak menjadi masalah, yang penting mereka mendapat pendidikan yang baik," jelasnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan SMP di Jakarta, Pretty melanjutkan pendidikan di SMA Kristen Mercusuar. Ny. Ida menjelaskan, pendidikan yang bermutu tentu mahal tapi itu baik buat anak-anaknya.
Bukan hanya sekolah, untuk mendukung belajar anak- anaknya pun ia tidak segan mengeluarkan biaya besar untuk membeli buku.

Menurutnya, buku-buku pelajaran akan sangat membantu dalam belajar. "Anak-anak kalau minta uang bukan buku, biar sedikit tentu saya tidak kasih. Tapi kalau untuk buku, berapapun itu harganya pasti saya kasih. Asalkan itu buku, bukan yang lain. Buku penting untuk belajar. Dan, anak-anak saya suka membaca buku," jelasnya.

Sikap mandiri pada anak-anaknya juga sudah ditanam sejak mereka masih kanak-kanak, apalagi setelah mereka ditinggal sang ayah. Awal kepergian suami, Roy Ndoen (alm), membuat keluarga ini sedikit terpukul, namun dari keterpurukan itulah mereka bangkit untuk menjadi keluarga yang baik dan mapan.

"Pretty mulai rajin belajar sejak ayahnya meninggal. Ia begitu samangat sampai kini, bahkan saya sendiri kaget tahu-tahu ia sudah pandai main gitar. Semua dilakukan secara otodidak. Keinginan untuk maju sangat kuat. Bahkan terlalu asyik belajar sampai lupa makan.

Saya sendiri terpaksa membawa makan untuknya. Saat makan, juga tetap belajar," jelas karyawan Depot Logistik (Dolog) NTT ini.
Semangat belajar itulah yang membentuk anak-anaknya menjadi cerdas. Anak yang cerdas tentu tidak menyulitkan orangtua dan saat memilih sekolah lanjutan pun akan lebih mudah. (alf)

Selalu Berdoa

TIDAK ada yang mustahil bila Tuhan berkenan. Itulah yang membuat Ny. Ida Ndoen dan anak-anaknya selalu berdoa bersama untuk meminta pertolongan Tuhan. Keluarga ini telah menetapkan jam 18.30 setiap hari untuk berdoa. Berbagai harapan dan bergumulan dalam hidup disampaikan dalam doa. Dan, mereka sangat meyakini doa-doanya didengarkan Tuhan.

"Bagi keluarga kami, berdoa dilakukan setiap hari. Dan, Allah itu sangat berkuasa sehingga tidak ada yang mustahil bila Dia berkenan," jelasnya.

Selalu berdoa juga sudah ditanamkan sejak dini pada anak-anaknya. Apapun permasalahan yang dihadapi, tidak lupa selalu berdoa meminta pertolongan Tuhan. Menurutnya, berbagai persoalan sering dihadapi terutama dalam pendidikan anak-anaknya.

Namun semua masalah tersebut bisa teratasi setelah doa-doa disampaikan pada Yang Maha Kuasa. "Semua kesulitan kita bisa diatasi, semua itu cara Tuhan. Jadi tidak ada yang mustahil," jelasnya. (alf)

Pos Kupang Minggu 21 Juni 2009, halaman 12

1 komentar: